Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia Wilayah I Sumatera Utara (Sumut)-Aceh mengadakan lomba storytelling, Jumat (13/6/2024) di Perguruan Kristen Immanuel, Medan. Kegiatan yang diikuti oleh siswa SD, SMP dan SMA ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya storytelling dalam konteks kebudayaan dan Kekristenan.Sekitar 54 siswa dari sekolah Kristen yang berada di bawah naungan MPK wilayah I Sumut-Aceh mendaftar dan mengirimkan video storytelling untuk mengikuti lomba yang diadakan MPK Wilayah Sumut-Aceh tersebut. Dewan juri kemudian melakukan seleksi hingga akhirnya 10 peserta dinyatakan dapat mengikuti babak selanjutnya. Para peserta ini berasal dari Kota Medan, Kota Pematangsiantar, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Labuhanbatu Selatan (Labusel), dan Kepulauan Nias.
Dr RE Nainggolan MM selaku Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia Wilayah I Sumatera Utara (Sumut)-Aceh memberikan apresiasi atas tingginya minat dan antuasiasme dari para siswa untuk mengikuti lomba ini. RE Nainggolan juga memberikan apresiasi atas dukungan dari pihak sekolah dan guru terhadap kegiatan ituKetua MPK Wilayah Sumut-Aceh, Dr RE Nainggolan MM memberikan kata sambutan.
“Saya juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan yang diberikan banyak pihak sehingga acara storytelling ini dapat terselenggara,” ujarnya saat memberikan sambutan pada acara ini, Jumat (13/6/2925).
RE Nainggolan mengatakan, Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia lahir pada 5 Juni 1950 atau telah berusia 75 tahun. Sementara di Sumatera Utara (Sumut) MPK berdiri pada 1 September 1970. Organisasi ini bertujuan untuk mengkoordinasikan berbagai perguruan sekolah Kristen di Indonesia termasuk di Sumut.
Di Sumut, MPK Wilayah I Sumut-Aceh mengkoordinir 24 yayasan pendidikan Kristen, dimana 4 di antaranya baru bergabung 2 bulan lalu. “MPK berharap agar perguruan-perguruan Kristen yang berada di bawah naungan Persekutuan Gereja-gereja Luheran di Indonesia, perguruan-perguruan Kristen Pantekosta di Indonesia serta dari Kanwil Kementerian Agama juga dapat bergabung dengan MPK,” harapnya.
Baca Juga : Xenia Ditabrak Kereta Api Terseret Hingga 150 Meter di Pagarmerbau, 2 Warga Bangun Purba Deli Serdang Tewas

RE Nainggolan mengatakan, MPK mempunyai visi bagaimana mempercepat peningkatan kualitas sekolah-sekolah Kristen menjadi sekolah-sekolah yang unggul tapi tetap dalam iman Kristen.
“Ada beberapa misi yang diemban MPK, antara lain meningkatkan kualitas tenaga pendidik, dapat membangun jejaring dengan segenap unsur, dan berkolaborasi dengan dunia usaha untuk memberikan dorongan dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah Kristen,” ujarnya.
RE Nainggolan dalam kesempatan itu menyoroti banyak sekolah Kristen yang masuk kategori 3 T yakni tertinggal, terpuruk dan terlupakan. Bahkan berdasarkan temuan dari Prof Dr Robert Sibarani, ada sekolah Kristen yang hanya memiliki 3 murid, sehingga hal itu mendorongnya untuk memindahkan murid tersebut ke sekolah lainnya dan menanggung biaya pendidikan anak-anak didik tersebut.
Peserta dari Pematangsiantar, Winda Br Nababan tengah melakukan storytelling.
“Oleh karena itu kita perlu melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan kembali sekolah-sekolah Kristen ini. Kita perlu memberikan perhatian kelak sekolah-sekolah Kristen ini dapat menjadi sekolah yang maju di masa mendatang,” ajaknya.
MPK Wilayah Sumut-Aceh telah banyak memberikan dukungan kepada sekolah-sekolah Kristen di Sumut. Di antaranya dengan memberikan pelatihan kepada sekolah di Medan dan Siantar dan pada bulan Juli nanti akan memberikan pelatihan kepada sekolah di Nias. Juga telah memberikan pelatihan kepada para guru, pelatihan dalam rangka sertifikasi, memberikan pelatihan kepada murid-murid kelas 13 untuk mengikuti try out ujian tertulis berbasis komputer.
“Puji Tuhan, sekitar 45 persen yang kami latih itu diterima di berbagai perguruan tinggi negeri. MPK Wilayah Sumut-Aceh juga memberikan paket sembako kepada guru-guru di Kota Medan Pematangsiantar. Ada 500 paket sembako yang diberikan kepada guru-guru Kristen. Dan masih banyak guru yang belum mendapat , seperti di Taput, Nias dan Labusel,” jelasnya.MPK Wilayah Sumut-Aceh mengadakan lomba storytelling yang diikuti siswa Kristen dari berbagai kabupaten/kota di Sumut.
“Hari ini kita mendengarkan anak-anak kita untuk berbicara, menyampaikan pikiran. Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan agar kegiatan ini terselenggara,” ujarnya.
Kegiatan tersebut turut dihadiri tokoh-tokoh Kristen Sumut, di antaranya Penasehat MPK Wilayah Sumut-Aceh Pdt. Dr. Bambang Jonan; Tokoh Kristen, JA Ferdinandus; Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Dr Robert Sibarani; Ketua Umum HBB Indonesia, Lamsiang Sitompul SH MH; tokoh masyarakat Jadi Pane SPd MM, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumut Brigjen Pol Drs Toga Habinsaran Panjaitan, Perwakilan Bank Indonesia Sumut, mewakili Kepala Dinas Pendidikan Sumut yang sekaligus membuka kegiatan dan sejumlah undangan lainnya. Ketua Panitia Sanggam Hutagalung, MM dan sejumlah undangan lainnya turut hadir dalam kegiatan ini.
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) yang juga Ketua Steering Commitee, Prof Dr Robert Sibarani, memberikan apresiasi atas antusiasme dari kalangan siswa untuk mengikuti storytelling ini.
“Bukan hal yang mudah bagi siswa dari Taput, Nias, Nias, Labusel untuk mengirimkan video kepada dewan juri yang berada di Medan, karena terkendala akses internet. Barangkali merepotkan orang tua dan guru-guru. Belum tentu HP-nya bisa merekam. Tapi itu semuanya bisa dilakukan dan ini luar biasa, karena mereka mengikuti panduan yang kami buat sehingga siswa memahami pentingnya storytelling ini,” ujarnya.
Prof Dr Robert Sibarani mengatakan, yang ingin disampaikan melalui lomba ini adalah pentingnya storytelling ini dalam konteks budaya setempat dan juga konteks kekristenan.
Ketua panitia pelaksana Lomba Storytelling Sanggam Hutagalung mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan diikuti 54 peserta dari Sumut. Hasil seleksi dari tim juri ada 10 yang terbaik. Mereka berasal dari Medan, Nias, Taput, Labusel dan Siantar, mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA. “Kegiatan yang pertama kali diadakan dan diharapkan dapat diadakan secara rutin,” harapnya.